Al-Milal Wa al-Nihal

Posted: Januari 18, 2008 in Kitabe Cak

Kitab ini ditulis oleh seorang Alim al-Allamah Syahrastani. Kitab al-Milal wa al-Nihal berisi tentang belief yang terbagi dalam bab-bab menandakan luasnya bahasan yang ia bahas, belief (keprcayaan) yang ia bahas adalah keprcayaan yang bisa kita jumpai dari ufuk barat sampai ufuk timur dari bumi sebelah utara hingga bumi sebelah selatan.

Selanjutnya kitab ini akan direview per-bab-nya setelah masing-masing bab dibaca dan dipelajari. Berikut adalah bab pertama dari al-milal wa al-nihal, adapun bab kedua dan selanjutnya akan direview pada hari-hari selanjutnya. Review pertama ini ditulis oleh Hilal al-Najmi, seorang Guru asal Kalimantan.

 

BAB I KEPERCAYAAN

 

Dalam Bab ini Syahrastani memaparkan dengan panjang lebar tentang kepercayaan dan secara umum mengklasifikasikan kepercayaan kepada beberapa kelompok sebagai berikut :

  1. Mereka yang tidak mengakui adanya sesuatu selain yang dapat dijangkau oleh indera dan akal, mereka ini disebut kelompok Stoa.

  2. Mereka yang hanya mengakui sesuatu yang dapat ditangkap oleh organ inderawi dan tidak mengakui sesuatu yang hanya dapat dijangkau oleh akal, mereka ini disebut kelompok materialis.

  3. Mereka yang mengakui adanya sesuatu yang dapat dicapai melalui indera dan akal, namun mereka tidak mempunyai hukum dan hukuman, mereka ini disebut kelompok filosof athies.

  4. Mereka yang mengakui adanya sesuatu yang dapat dicapai oleh organ inderawi dan akal, namun mereka tidak mempunyai hukum dan hukuman juga tidak mengakui agama Islam, mereka ini disebut kelompok Ash-Shabiah.

  5. Mereka yang mengakui adanya sesuatu yang dapat dicapai indera dan akal dan mempunyai syariat, namun mereka tidak mengakui syariat Muhammad, mereka ini kelompok Majusi, Yahudi dan Nasrani (Kristen).

  6. Mereka yang mengakui semua yang disebut diatas, dan mengakui kenabian Muhammad, mereka itu disebut kelompok Muslim.

Dan selanjutnya Syahrastani menguraikan kelompok yang tidak mengakui syariat Islam yang diambil dari mazhab dan sekte-sektenya.

 

  1. ASH- SHABIAH

Kelompok ini dinamakan Ash-Shabiah berasal dari kata Shabwah berarti tergelincir dan melenceng dari kebenaran dan ajaran para nabi. Ajaran utama Ash-Shabiah adalah memuja unsur spiritual seperti malaikat atau dewa, kelompok ini mengakui pokok ajarannya bersumber dari akal dan mengajak orang lain untuk berpikir. Ass-Shabiah mengingkari akidah dan syariat yang bersumber dari wahyu, kelompok ini hanya mengakui akidah dan syariat yang ditetapkan oleh akal.

  1. KELOMPOK PEMUJA MAKHLUK ROHANI

  1. Pemuja malaikat

Menurut kaum ash-Shabiah, Tuhan menciptakan segala sesuatu melalui perantara malaikat. Malaikat yang mengubah dan mengarahkan manusia semenjak dalam rahim sampai lahir menjadi manusia sempurna. Malaikat memperoleh kekuatan daari yang Mahakuasa kemudian melimpahkannya lagi kea lam bawah. Malaikat pula yang mengedarkan planet-planet dst.

  1. Perdebatan Antara Ash-Shabiah dan Hunafa

{ Ash-Shabiah menegaskan bahwa Malaikat diciptakan bukan dari materi dan bukan pula dari atom. Sebagai makhluk rohani, ia diciptakan dari cahaya (nur) yang murni dan tidak terdapat noda kegelapan oleh karena itu ia begitu terang dan halus.

Sedangkan manusia diciptakan dari empat unsur, terdiri dari materi dan bentuk, unsur-unsurnya saling berlawanan bercampur menjadi satu menjadi benih kerusakan dan sumber kejahatan yang membentuk tubuh. Jadi malaikat mempunyai kelebihan karena bersifat rohani sedangkan manusia hanya bersifat materi.

{ Al-Hunafa menjawab dengan mengatakan bagaimana kamu dapat mengenal malaikat padahal indra kamu sendiri tidak dapat membuktikan keberadaannya dan tidak ada bukti lain yang mendukung adanya malaikat. Kamu sebenarnya terperangkap dalam pendapat kamu sendiri, sekalipun tujuan kamu ingin membuktikan kelebihan Malaikat dari manusia dan menolak manusia sebagai perantara.

Al-Hunafa beralasan Malaikat dan manusia adalah sama-sama makhluk namun manusia mempunyai kelebihan tidak hanya pada ilmu dan amal; ilmu pengetahuan para nabi ada yang umum dan ada pula yang khusus, amaliahnya ada yang fitrah ada pula yang kasbiah (usaha). Manusia meneliti alam syahadah dengan indera kemudian lahirlah ilmu khusus secara berurutan dan bertingkat, kalau semua ini tidak dilakukan maka tidak dapat menjangkau apa yang diperdebatkan diatas.

 

  1. ALIRAN NATURALISME

Aliran-aliran ini lahir dari pokok-pokok ajaran yang berkesimpulan bahwa perantara itu memang diperlukan, perantara harus dapat dilihat karena kepadanya beribadah dan memperoleh manfaat.

  1. Pemuja Benda-Benda Alam

Menurut mereka perantara itu dalam bentuk benda-benda alam (natur), mereka membikin cincin dan gelang, mempelajari do’a-do’a dan mantera, menetapkan hari sabtu sebagai Zuhal (Jupiter) dan pada hari pertama itu mereka memakai cincin dan pakaian dalam tertentu, membaca do’a dan mantera agar Zuhal mengabulkan hajat mereka.

Pemuja Lukisan-Lukisan

Aliran ini berkeyakinan setiap planet mempunyai tempat terbit baik pada waktu pagi dan petang serta menghilang di waktu siang, oleh karena itu mereka tidak dapat beribadat dan memohon kepadanya, sebagai penggantinya dilambangkan dalam bentuk lukisan-lukisan atau patung-patung supaya dapat dilihat langsung di depan mata. Lukisan atau patung menjadi penghubung kepada planet, kemudian planet menjadi perantara kepada malaikat dan malaikat menjadi perantara dengan Tuhan.

  1. Ibrahim Memberikan Kritik Kepada Pemuja Planet dan Patung serta Menolak Pendapat Mereka.

Kritikan Ibrahim ini terdapat dalam al-Qur’an Surah al-An’aam ayat 74, yang artinya :

 

“…Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai Tuhan-Tuhan. Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata…”

 

Dan pada surah Maryam ayat 42, yang artinya :

“…Wahai Bapakku mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolongmu sedikitpun”

Dirimu lebih mulia dari pada patung-patung itu karena dirimu diciptakan dapat melihat dan mendengar, dapat memberikan manfaat dan mudharat. Alangkah anehnya diri kamu yang membikin patung kemudian menjadikannya sebagai Tuhan, yang membikin tentu lebih mulia dari yang dibikin.

 

  1. ALIRAN AL- HIRNANIYAH

Aliran ini merupakan sub kelompok dari mazhab as-Sabiah, menurut mereka Sang Pencipta adalah esa dan banyak; esa dalam Zat-nya karena Dia adalah yang awal yang menjadi asal muasal dan azali, sedangkan yang dimaksud dengan banyak bahwa zatnya tepecah-pecah dalam bentuk patung-patung menurut pandangan mata. Tuhan menjelma ke dalam patung dan lukisan lainnya, dan tidak membatalkan keesaan-Nya.

  1. Lahirnya Aliran Tanasukh dan Hulul

Teori reinkarnasi (tanasukh) dan hulul berasal dari kelompok mereka. Tanasukh adalah kelahiran berulang kali atau periodesasi dan proses terus menerus. Apa yang lahir dalam suatu periode akan lahir kembali di periode berikutnya. Siksa dan ganjaran terjadi didunia ini bukan di dunia lain, peristiwa yang terjadi sekarang merupakan balasan dari periode sebelumnya.

Adapun yang dimaksud dengan hulul (mengambil tempat atau menanti) adalah masuknya roh ketuhanan kedalam tubuh manusia. Menurut mereka roh ketuhanan menempati seluruh tubuh, sedangkan Tuhan Maha Esa tidak akan lahir perbuatannya kecuali satu demi satu sesuai dengan perbedaan obyek dan waktu.

  1. Praduga Al-Hirnaniyah

Menurut kelompok ini Tuhan tidak menciptakan keburukan, kejahatan, kotoran, kelelawar, ular dan kalajengking, itu semua terjadi karena hubungan antraplanet yang menyebabkan terjadinya unsure kebahagian dan kesengsaraan., kesucian dan kuburukan.

Komentar
  1. fatimah berkata:

    salam’alayk.. boleh tak buat terjemahan atau penerangan dalam kitab milal dan nihak ini dalam bab golongan yahudi..syukran

  2. Ihsan Maulana berkata:

    silahkan ya ukhti. 🙂

  3. abdul berkata:

    ada yang lebih lengkapnya gak om ?

Tinggalkan komentar