jujur tulisan ini dilatarbelakangi rasa sebel saya saat membaca disertasi seorang kawan bernama Mahrus As’ad (dosen STAIN Metro) yang mensifati paham jabariyah sebagai jumud, tidak kreatif, masa bodoh, dan tidak bergairah menghadapi kehidupan. Lebih lengkapnya berikut adalah tulisannya:
manusia fatalis (jabariyah) adalah manusia yang terlalu menonjolkan sikap pasrah berlebihan terhadap taqdir Allah, akibat kuatnya pengaruh teologi Jabariyah dari al-Asy’ari yang cenderung fatalistis, serta ajaran tasawuf yang mengedepankan qana’ah secara pasif, yaitu sikap menerima taqdir Tuhan secara total, sehingga menyebabkan terabaikannya kemampuan dan ikhtiat manusia. Keyakinan ini pada gilirannya membawa manusia pada sikap berserah dan bergantung sepenuhnya pada kekuasaan mutlak Tuhan, nrimo, jumud, masa bodoh, tidak kreatif, tidak bergairah menghadapi kehidupan, dan mudah menyerah pada nasib (taqdir) yang secara determinan telah ditentukan Tuhan sebelumnya (Mahrus Mas’ud, 2008, 236)
(lebih…)